Presiden Finlandia, Sauli Niinisto, mengaku terkejut atas hasil tim penyelidikan Jerman itu.
"Kabar yang datang dari pemerintah Jerman tentang Alexei Navalny mengkhawatirkan," kata Sauli Niinisto, yang dikutip dari situs resmi kantor Kepresidenan Finlandia, Kamis (3/9), dan dilaporkan oleh media lokal Helsinki.
Niinisto mendukung penuh hasil penyelidikan lanjutan untuk mendapatkan kejelasan yang lebih mendetail dan akurat. Ia juga menjadi salah satu pemimpin Uni Eropa pertama yang membuat pernyataan publik tentang keracunan aktivis oposisi Rusia Alexei Navalny.
"Penggunaan senjata kimia sangat mengejutkan. Penting bagi seluruh komunitas internasional untuk mendapatkan kejelasan sepenuhnya tentang apa yang terjadi," katanya.
Pernyataan Niinisto mendapat dukungan dari Carl Build, mantan perdana menteri Swedia yang juga Ketua Bersama Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa saat ini.
Carl Build memuji komentar Niinisto karena mungkin menjadi pemimpin Eropa pertama yang bereaksi terhadap berita tentang peracunan Navalny.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto (Green) juga mengutuk penggunaan senjata kimia.
“Mereka yang bertanggung jawab perlu dibawa ke pengadilan. Kami menyambut baik keterlibatan Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia. Kerja sama Rusia dibutuhkan,†tulis Haavisto, dikutip dari
News Now Finland.
Jurubicara pemerintah Jerman, Steffen Seibert mengatakan, hasil pengujian laboratorium militer Jerman telah menemukan bukti bahwa Alexei Navalny diracun dengan Novichok, zat kimia untuk racun saraf yang populer pada era Soviet.
Racun tersebut diklaim lebih kuat dari senjata kimia lain, bahkan bisa menembus masker gas dan pakaian pelindung.
Alexei Navalny adalah tokoh oposisi Rusia yang kerap mengkritik pemerintahan Presiden Vladimir Putin. Ia diterbangkan ke Berlin untuk perawatan setelah jatuh sakit selama penerbangan di wilayah Siberia Rusia pada 20 Agustus. Rumah Sakit Charite Berlin, yang merawat Alexei Navalny, mengatakan hingga saat ini dia masih dalam kondisi serius dalam perawatan intensif.
Pesawat yang ia tumpangi bahkan harus melakukan pendaratan darurat di kota Omsk dimana Navalny segera di bawa ke rumah sakit Siberia.
Para koleganya menilai Navalny telah diracun oleh pihak tertentu. Kira Yarmysh kepada stasiun radio Echo Moskvy menyebut racun itu dimasukan ke dalam teh yang diminum Navalny di kafe bandara.
Selama penerbangan, Navalny mulai berkeringat dan memintanya untuk berbicara dengannya agar dia bisa ‘fokus pada suara’.
Dia kemudian pergi ke kamar mandi dan kehilangan kesadaran, dan telah koma dan menggunakan ventilator dalam kondisi yang parah sejak itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: