Peringatan itu menanggapi lonjakan infeksi di pusat wisata Marrakech yang menimbulkan ketegangan layanan kesehatan dan telah menyebabkan protes oleh staf medis dalam beberapa hari terakhir.
Secara nasional kasus baru telah melonjak menjadi lebih dari 1.000 per hari sejak Maroko mencabut penguncian ketat selama tiga bulan pada akhir Juni lalu dan mencapai rekor tertinggi 1.766 pada 15 Agustus.
"Jika angka terus meningkat, Komite Ilmiah Covid-19 dapat merekomendasikan penguncian lagi, mungkin dengan pembatasan yang lebih ketat," kata Raja dalam pidatonya, seperti dikutip dari
AFP, Jumat (21/8).
"Memburuknya situasi kesehatan tidak menyisakan banyak ruang untuk optimisme," lanjutnya.
Hingga Kamis (20/8) Maroko telah mencatat total 47.638 kasus, termasuk 775 kematian dan 32.806 pemulihan.
Gambar yang diposting di platform media sosial menunjukkan pasien Covid-19 di Marakesh terbaring di lantai rumah sakit yang ramai.
Dalam beberapa hari terakhir sejumlah petugas medis telah melakukan aksi protes untuk menyoroti kemacetan dan kurangnya peralatan anti-virus dan oksigen.
Kementerian kesehatan pada Rabu mengatakan akan meningkatkan kapasitas di rumah sakit kota.
Senauh ini Maroko telah melakukan 1,7 juta dan mewajibkan pemakaian topeng.
Keputusan darurat yang memberikan kelonggaran kepada pihak berwenang dalam memulihkan tindakan pembatasan telah diperpanjang hingga 10 September mendatang.
Perekonomian Maroko diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 5 persen tahun ini, sementara defisit anggaran diperkirakan akan semakin dalam hingga 7,5 persen dari produk domestik bruto.
BERITA TERKAIT: