"Saya telah memutuskan untuk menjadi kandidat dalam pemilihan presiden berikutnya," kata pria berusia 68 tahun itu dalam sebuah pengumuman singkat kepada wartawan di sebuah hotel mewah di Abidjan, dikutip dari
North Africa Post, Jumat (24/7).
Amon Tanoh meyakini bahwa dirinya masih sebagai figur yang netral dan stabil di negara yang masih dilanda konflik hampir satu dekade itu.
“Saya bercita-cita menjadi jembatan antara negara dan rakyat, antara penghormatan terhadap tradisi kita dan keinginan kita untuk modernitas," ungkapnya.
Pemilihan presiden Pantai Gading kali ini menjadi semakin tidak pasti setelah Perdana Menteri Amadou Gon Coulibaly meninggal karena serangan jantung pada 8 Juli pada usia 61 tahun.
Amon Tanoh telah dipersiapkan menjadi penerus pemerintahan Alassane Ouattara yang kini berusia 78 tahun, dan mengisyaratkan tidak akan mencari masa jabatan ketiga di kantor.
Amon Taroh baru saja menyelesaikan masa jabatannya sebagai Menteri Luar Negeri pada Maret 2020.
Ia menekankan pentingnya perdamaian dan rekonsiliasi antara Ivoirian setelah dekade krisis politik-militer tahun 2000-an.
Pemilihan 31 Oktober mendatang dipandang sebagai ujian utama dari stabilitas Pantai Gading, negara yang dikenal sebagai produsen kakao top di dunia. Mengingat kemenangan Alassane Ouattara pada tahun 2010 memicu perang saudara yang sebagian besar terjadi di sepanjang garis regional dan etnis yang menewaskan sekitar 3.000 orang.
BERITA TERKAIT: