Mundurnya Kanye West diumumkan oleh tim kampanyenya yang merupakan ahli strategi pemilu yang disewa, Steve Kramer, kepada
The Intelligencer, seperti dikutip
Sputnik, Rabu (15/7).
Kramer mengatakan, Kanye West cukup serius dengan niatnya untuk memperebutkan posisi di Oval Office. Terlebih ia juga telah merekrut sekitar 180 staf untuk menjadi tim kampanyenya, meski batas waktu pendaftaran sudah terlewati.
Selain itu, petisi dukungan untuk memasukkan Kanye West ke dalam daftar calon presiden.
"Setiap orang memiliki pertimbangan pribadi terkait keputusan yang mereka buat. Mencalonkan diri sebagai presiden menjadi salah satu hal tersulit bagi seseorang, merenungkan berada pada level itu," ujar Kramer.
"Setiap kandidat yang mencalonkan diri sebagai presiden untuk pertama kalinya melalui hal ini," sambungnya.
Setelah menyampaikan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden, Kanye West mendapatkan sejumlah dukungan, termasuk dari pendiri SpaceX dan CEO Tesla, Elon Musk.
Meski begitu, presiden petahana, Trump berhadap Kanye West menghentikan pencalonan dan memberikan dukungannya kepada dirinya.
Pemilu AS sendiri akan berlangsung pada 3 November 2020, di mana Trump dari Partai Republik akan bertarung dengan Biden dari Partai Demokrat.
BERITA TERKAIT: