Sebelumnya, pada Senin (6/7) Pangeran Faisal ikut serta dalam pertemuan tingkat menteri online negara-negara Arab - China yang diketuai bersama oleh Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Al Safadi dan rekan seperjuangannya dari Tiongkok, Wang Yi.
"Kerja sama Arab-China meningkat dalam kekuatan dan keragaman setiap hari," kata Pangeran Faisal kepada media setempat, dikutip dari
Saudi Press Agency, Rabu (8/7).
Pangeran Faisal mengatakan, kerja sama Arab - China terjalin erat atas dasar saling menghormati prinsip hukum serta mewujudkan kepentingan rakyat Arab - China.
"Ini adalah kerja sama yang didasarkan pada saling menghormati, menghormati prinsip-prinsip hukum dan norma internasional, kedaulatan dan kemerdekaan negara; komitmen untuk penyelesaian konflik secara damai, dan keinginan bersama untuk memperdalam dan memperkuat bidang-bidang kerjasama untuk mewujudkan kepentingan rakyat Arab dan China," ujarnya.
“Dan tidak mengherankan bahwa posisi China dan negara-negara Arab sering diselaraskan dalam forum internasional, terutama dalam hal membangun fondasi perdamaian, keamanan, dan kemakmuran bagi semua orang," lanjut Pangeran Faisal.
Ia pun mencontohkan upaya-upaya bersama Arab dan China, antara lain saat penanganan Covid-19.
Pada pertemuan hari Senin itu, para menteri luar negeri dari China dan negara-negara Arab menolak rencana Israel untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki dalam suatu langkah yang diusulkan oleh pemerintah Presiden AS Donald Trump.
Sebelum pertemuan, Wang melakukan panggilan telepon dengan Pangeran Faisal.
Sejauh ini, China adalah mitra dagang terbesar Arab Saudi, mewakili 13 persen dari total ekspor kerajaan dan 15 persen impornya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: