Pakar: Korea Selatan Akan Hadapi Gelombang Baru Infeksi Covid-19 Jika Tidak Melakukan Hal Ini

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 15 Juni 2020, 17:04 WIB
Pakar: Korea Selatan Akan Hadapi Gelombang Baru Infeksi Covid-19 Jika Tidak Melakukan Hal Ini
Orang Korea Selatan mengenakan masker di tengah pandemik Covid-19/Net
rmol news logo Korea Selatan akan menghadapi gelombang baru infeksi Covid-19 jika pemerintah tidak menerapkan aturan jarak sosial yang lebih ketat.

Demikian yang disampaikan oleh profesor pengendalian kanker dan kesehatan nasional di National Cancer Centre, Ki Moran, melalui penelitiannya yang didanai oleh pemerintah, seperti yang dikutip oleh Reuters.

Berdasaran penelitian yang menggunakan pemodelan matematika, Ki memproyeksikan, Korea Selatan akan memiliki sekitar 800 kasus pada Juli. Itu akan terjadi jika setiap orang yang terinfeksi menyebarkan virus ke rata-rata (faktor reproduksi/R) 1,79 orang.

Angka 1,79 sendiri ambil berdasarkan perhitungan tingkat infeksi pada 11 Juni.

"Jika tingkat infeksi tetap pada tingkat ini, Korea Selatan akan melaporkan 254 kasus baru setiap hari pada tanggal 25 Juni dan 826 pada tanggal 9 Juli," jelas Ki dalam penelitiannya.

Ki menjelaskan, dalam skenario terbaik atau jika nilai R saat ini bisa berkurang setengahnya, maka ia memproyeksikan, Korea Selatan akan memiliki 23 kasus harian baru pada 25 Juni dan 4 kasus harian baru pada 9 Juli.

Menurutnya, kemungkinan infeksi (P) baru bisa diturunkan dengan pedoman seperti memakai masker dan mencuci tangan. Namun jumlah kontak (C) yang dibuat juga harus diturunkan dengan pedoman jarak sosial.

P dan C sendiri adalah dua faktor utama yang menentukan R.

Beberapa hari terakhir, Korea Selatan telah mempertahankan dua digit kasus baru Covid-19. Pada Minggu (14/6) misalnya, Korea Selatan melaporkan 37 kasus baru, sehingga total infeksi secara nasional menjadi 12.121 kasus dengan 277 kematian.

Menurut asisten profesor di Universitas Katolik Korea, Jekarl Dong-wook, orang Korea Selatan akan sulit untuk menerima kembali pedoman jarak sosial yang ketat.

Namun, Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), Kwon Jun-wook mengatakan, pihaknya akan terus langkah-langkah pencegahan, khususnya secara aktif melakukan pelacakan kontak.

Tingkat infeksi di Korea Selatan sendiri mulai meningkat sejak munculnya dua kluster di ibukota, Seoul. Klaster pertama melibatkan klub malam dan klaster lainnya melibatkan sebuah gudang penyimpanan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA