Sharman Stone, pengajar politik di Monash University, mengingatkan bahwa semua sejarah terkait perbudakan di Australia terdokumentasi dengan baik.
“Perbudakan terhadap penduduk asli, lelaki, dan perempuan serta anak-anak terdokumentasi dengan baik,†kata Stone, seperti dikutip dari
Reuters, Kamis (11/6).
â€Orang-orang yang diperbudak bekerja di sejumlah industri seperti penangkapan ikan dan juga sebagai pembantu rumah tangga,†tambah Stone.
Sebelumnya, dalam sebuah diskusi perihal sejarah pendudukan oleh Inggris, Morrison mengklaim Australia tidak memiliki sejarah perbudakan. Ia malah mengakui bahwa masa-masa pendudukan oleh Inggris adalah salah satu periode yang brutal dalam sejarah Australia.
"Tidak pernah ada perbudakan di Australia," ujar Morrison dalam acara diskusi di tengah merebaknya sentimen rasial setelah insiden kematian George Floyd.
Peristiwa itu memunculkan protes besar-besaran di seluruh Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat dan Asia. Aksi protes itu menjadi gerakan Black Lives Matter, yang kemudian memicu munculnya isu perlakuan sewenang-wenang aparat Australia terhadap warga Aborigin.
Sejumlah warga Aborigin dilaporkan tewas setelah ditahan polisi di Australia.
Tidak hanya menyangkal sejarah perbudakan di Australia, Morisson juga mengkritik gerakan menurunkan patung-patung yang dirasa rasis atau terkait perbudakan. Menurutnya, gerakan-gerakan tersebut terlalu politis.