Totalnya, ada 2.000.646 orang yang telah terinfeksi Covid-19 di AS dan 112.924 orang meninggal dunia karenanya. Itu adalah data yang dirilis oleh Universitas Johns Hopkins pada Kamis siang (11/6).
Dari data yang sama, sebanyak 533.504 pasien Covid-19 dinyatakan sudah sembuh dari penyakit tersebut.
Dilansir dari
Anadolu Agency, terus meningkatnya kasus Covid-19 di AS terjadi di tengah-tengah aksi protes anti-rasisme yang bermunculan di seluruh penjuru negeri.
Protes yang dipicu oleh kematian warga kulit hitam, George Floyd, tersebut diperkirakan sudah menarik perhatian jutaan orang AS untuk turun ke jalan selama dua pekan terakhir.
Selain itu, pemerintahan Presiden Donald Trump juga sudah memperkenalkan langkah-langkah pelonggaran pembatasan sosial.
Pada 20 Mei, negara-negara bagian sudah mencabut aturan karantina di rumah dan mulai membuka beberapa bisnis serta ruang publik.
Berbagai ahli, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai mengkhawatirkan kondisi wabah Covid-19 di benua Amerika.
Sebagai hotspot baru, benua tersebut mendapat ancaman yang keras. Pasalnya, muncul kekhawatiran akan adanya darurat kesehatan jika musim dingin mulai menerpa.
Biasanya, banyak warga yang akan mengalami flu sehingga lebih mudah terinfeksi Covid-19.
BERITA TERKAIT: