Pemerintah Inggris, pada Senin (23/3), telah memerintahkan lockdown selama tiga pekan untuk mengatasi penyebaran virus corona atau Covid-19.
"Tetap di rumah!" tegas Perdana Menteri Boris Johnson ketika melakukan konferensi pers yang disiarkan di televisi seperti dimuat
CNA.
Sebelumnya, pemerintah sendiri hanya menerapkan social distancing di mana warga Inggris dilarang untuk melakukan kotak jarak dekat satu sama lain.
Namun pada akhir pekan kemarin, kerumunan orang terlihat di taman dan pedesaan di seluruh negeri yang membuat pemerintah harus menerapkan langkah yang lebih kuat.
Dengan diberlakukannya lockdown, seluruh toko dan layanan tidak penting akan ditutup. Warga hanya bisa pergi untuk berbelanja kebutuhan dasar dan perjalanan ke tempat kerja.
Taman bermain, tempat beribadah, hingga pesta pernikahan harus ditiadakan sementara.
"Dari malam ini (Senin) saya harus memberikan instruksi sederhana kepada rakyat Inggris: anda harus tinggal di rumah," kata Johnson.
"Karena hal penting yang harus kita lakukan adalah menghentikan penyebaran penyakit antar rumah tangga," imbuhnya.
Jika nantinya masih ada orang yang keluar untuk hal yang tidak penting, maka polisi akan membubarkannya dan memberikan mereka denda, lanjut Johnson.
Dalam pidatonya, Johnson mengungkapkan, pandemik corona adalah ancaman terbesar yang tengah dialami Inggris dalam beberapa dekade terakhir. Layanan Kesehatan Nasional (NHS) pun tidak akan mengatasi wabah ini jika terus terjadi penularan.
"Saya mendesak Anda pada saat darurat nasional ini untuk tinggal di rumah, melindungi NHS kami dan menyelamatkan nyawa," katanya.
"Kami akan melihat lagi dalam tiga minggu, dan menenangkan mereka jika bukti menunjukkan bahwa kami mampu. Tapi saat ini tidak ada pilihan yang mudah. ​​Jalan di depan itu sulit, dan masih benar bahwa banyak nyawa akan hilang dengan sedih," pungkas Johnson.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: