Buktinya, sejak 4 tahun silam telah Sekolah Batik Moskow. Di tempat ini, batik dipelajari dalam bagian pendidikan seni.
Nadezhda Ulumbekova, pendiri Sekolah Batik Moskow, mengaku telah mulai mempelajari batik sejak 22 tahun yang lalu ketika ia belajar di Sekolah Seni di Moskow.
Keberadaan Sekolah Batik Moskow ini membuat Duta Besar RI untuk Rusia merangkap Belarus, M. Wahid Supriyadi, tertarik mengunjungi. Saat bertemu Dubes pada 30 Oktober lalu, Nadezhda mengakui kekagumannya pada batik. Khususnya batik Indonesia yang khas dan pengerjaannya sangat rumit.
Menurut Nadezhda, batik Indonesia sangat bagus dan menarik dengan aneka ragam corak. Ketertarikan terhadap batik Indonesia semakin besar setelah dia mengikuti workshop batik yang diselenggarakan selama Festival Indonesia di Moskow. Pada Festival Indonesia keempat awal Agustus lalu dia diberi kesempatan untuk berpartisiasi.
“Dengan mengetahui batik Indonesia saya dapat menambah wawasan dan berbagi pengetahuan kepada murid-murid saya tentang batik,†kata Nadezhda dalam keterangan tertulis Kedubes RI di Moskow.
Nadezhda menuturkan, batik di Rusia berbeda dengan batik Indonesia yang merupakan seni tradisional yang dibuat dengan canting dan menjadi pakaian keseharian. Di Rusia, batik adalah salah satu aliran dalam seni yang memiliki banyak penggemar.
“Kami menggunakan teknik cold batik, yaitu dengan cara melukis langsung pada bahan/kain,†ujar Nadezhda sambil memperlihatkan karya-karya seni batiknya kepada Dubes Wahid.
Menariknya, sejak 2015, Nadezhda mengajarkan soal batik di sekolahnya mayoritas dilakukan secara online. Karena pesertanya tidak hanya dari Rusia. Tetapi juga orang Rusia yang tinggal di Prancis, Jepang, Kanada, Italia, hingga Lithuania.
Nadezhda juga aktif memperkenalkan dan berkomunikasi dengan publik mengenai batik karyanya melalui berbagai media sosial yang pengikutnya cukup banyak. Karya seni batik yang dibuatnya terutama untuk dekorasi, lukisan kain, pakaian, dan barang-barang interior.
Dubes Wahid mengemukakan bahwa batik adalah warisan leluhur bangsa Indonesia yang memiliki keanearagaman motif.
“Kita bisa lihat batik dari titik-titik lukisannya seperti ini,†kata Dubes Wahid kepada Nadezhda sambil menunjukan jaket batik kreasi salah satu desainer Indonesia, Ferry Sunarto, yang dikenakannya.
Dubes Wahid mendukung keinginan Nadezhda berkunjung ke Indonesia untuk mengetahui batik Indonesia secara langsung. Dubes Wahid berharap Nadezhda dapat turut lebih memperkenalkan batik Indonesia di Rusia yang sudah mulai dikenal. Menurut Dubes Wahid, empat kali penyelenggaran Festival Indonesia di Moskow berdampak besar terhadap promosi batik di Rusia.
“Diharapkan batik Indonesia semakin diminati di Rusia. Baik untuk aksesoris, seni, atau hiasan interior, termasuk pakaian. Diharapkan juga ke depan terdapat butik-butik batik di Rusia,†pungkas Dubes Wahid.
BERITA TERKAIT: