Dilaporkan oleh
Reuters, minyak mentah Brent turun 1,1 persen atau 63 sen dari 58,71 dolar AS per barel pada pukul 02.32 GMT atau 09.32 WIB, setelah sebelumnya menyentuh 58,24 dolar per barel atau terendah sejak 15 Agustus lalu.
Sementara itu minyak AS turun 1,3 persen atau 68 sen menjadi 53,49 dolar AS per barel, naik sedikit dari sebelumnya yang menyentuh 52,96 dolar AS atau terendah sejak 9 Agustus.
"Satu-satunya hal yang akan mengangkat 'badai' di pasar minyak minggu ini adalah jika China dan AS berbicara dan memutuskan untuk saling mengambil langkah mundur," ujar analis pasar di Oanda, Jeffrey Halley seraya mengatakan bahwa hal itu masih belum mungkin terjadi saat ini.
Pernyataan berbeda diungkapkan oleh Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell. Menurutnya, ekonomi AS justru berada di tempat menguntungkan. Pihaknya pun mengaku akan bertindak untuk menjaga ekspansi ekonomi tetap pada jalurnya. Meski demikian, kekhawatiran kemungkinan resesi semakin parah. Bahkan industri manufaktur AS mencatat kontraksi bulan pertama dalam satu dekade terakhir.
Akhir pekan lalu, Kementerian Perdagangan China mengatakan akan memberlakukan tarif tambahan balasan sebesar 5 atau 10 persen pada total 5.078 produk yang berasal dari AS, termasuk minyak mentah.
BERITA TERKAIT: