Ujicoba dua rudal jarak pendek itu merupakan yang kelima dalam dua minggu terakhir di tengah latihan militer bersama Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Ujicoba proyektil yang baru dikembangkan oleh Korea Utara dibuat agar sesuai dengan medan negara itu. Ujicoba tersebut dilakukan untuk membuktikan bahwa proyektil telah dibuat dengan sempurna.
Dalam pernyataan terpisah yang dirilis oleh
KCNA, seorang diplomat senior Korea Utara mengatakan tidak akan ada pembicaraan antar-Korea kecuali sekutu mengakhiri latihan militer mereka yang masih mempertahankan sifat agresif.
"Mengingat bahwa latihan militer jelas menempatkan kita sebagai musuh dalam konsepnya," kata direktur jenderal urusan Amerika di Kementerian Luar Negeri Korea Utara Kwon Jong Gun.
"Mereka harus berpikir bahwa kontak antar-Korea sendiri akan sulit dilakukan kecuali mereka mengakhiri latihan militer seperti itu atau sebelum mereka membuat alasan yang masuk akal atau penjelasan dengan cara yang tulus," sambungnya.
Kwon mengatakan bahwa Korea Selatan berbicara soal omong kosong dengan mendesak Korea Utara untuk menghentikan tes rudal yang melayani haknya untuk membela diri.
"Bahkan presiden Amerika Serikat membuat pernyataan yang mengakui hak membela diri dari negara berdaulat, dengan mengatakan bahwa itu adalah uji coba rudal kecil yang dilakukan banyak negara," kata Kwon, seperti dimuat
Reuters.