Hal itu disampaikan oleh jurubicara pemerintah Iran, Ali Rabiei pada hari Minggu (4/8), selang dua hari setelah majalah
New Yorker melaporkan bahwa Senator Amerika Serikat Rand Paul, bertindak dengan izin dari Presiden Donald Trump, telah memperpanjang undangan kepada Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif selama kunjungannya ke New York bulan lalu untuk pertemuan di PBB.
Dalam laporan
New Yorker itu, Zarif mengatakan kepada Paul, bahwa keputusan untuk menerima atau menolak undangan ke Gedung Putih itu tergantung pada pemerintah Iran di Teheran.
Kemudian para pemimpin Iran menolak pertemuan itu.
Di sisi lain Zarif juga mengkritik rencana pertemuan dengan mengatakan bahwa setiap pertemuan mungkin berakhir tidak lebih dari sekedar peluang foto.
Undangan untuk pembicaraan itu datang hanya beberapa hari sebelum Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pada Zarif atas karena diklaim Amerika Serikat memiliki perilaku tercela karena memiliki hubungan dengan Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) dan untuk berfungsi sebagai "menteri propaganda" dan bukan menteri luar negeri.
Sementara itu, Rabiei mengatakan bahwa undangan yang ditujukan pada Zarif itu tidak lebih dari sekedad prosedur diplomatik.
"Bahwa satu pemerintah terus mengklaim siap untuk negosiasi dan kemudian memberikan sanksi kepada menteri luar negeri negara itu, yah, bukankah itu konyol?" kata Rabiei, seperti dimuat
Reuters.
"Dia diundang oleh seorang senator untuk mengadakan pertemuan di Gedung Putih, kemudian mereka menjatuhkan sanksi kepadanya. Menteri Luar Negeri Zarif bertanggung jawab atas kebijakan luar negeri dan setiap jalur diplomatik harus dilewatinya," tegasnya.
BERITA TERKAIT: