Seperti diberitakan
Al Jazeera, Kamis (25/7), setahun setelah Pemilihan Umum 2018 para oposisi serentak menggelar demonstrasi. Karachi, Peshawar, Lahore, Quetta, dan Ibu Kota Islamad dipenuhi para pendukung oposisi yang berdemonstrasi dalam rangka melawan pemerintahan PM Imran Khan.
Demonstrasi tersebut dipimpin oleh dua partai utama oposisi Pakistan. Yaitu Pakistan Muslim League-Nawaz (PML-N) dan Jamiat Ulema-e-Islam-Fazl (JUI-F).
Pemimpin partai PML-N, Maryam Nawaz, menyatakan bahwa kemenangan Khan tidak murni. Khan bisa menang dalam Pemilu tahun lalu karena hasil suara telah dimanipulasi.
Pada Pemilu 2018, Khan berhasil mendapatkan 176 suara. Sedangkan pesaingnya, Shahbaz Sharif dari PML-N hanya mendapatkan 96 suara.
Kecurigaan kepada Khan muncul karena Pakistan Threek-e-Insaf (PTI) atau partai yang mengusung mantan atlet kriket itu tidak mendapatkan suara mayoritas. Sehingga menimbulkan isu bahwa Khan dibantu oleh pihak militer untuk memenangkan pemilu.
Sejak menjabat, Khan telah menangkap berbagai tokoh yang terjerat dalam kasus korupsi. Termasuk Shehbaz, mantan pesaing sekaligus paman Maryam Nawaz.
Maryam Nawaz sendiri kini sedang diselidiki atas kasus dugaan korupsi. Bahkan ayahnya, eks Perdana Menteri Nawaz Sharif, dilengserkan secara paksa pada 2017 karena terlibat skandal
Panama Papers.
Uniknya, aksi demontrasi yang dilakukan para oposisi tidak langsung mengarah ke sasaran. Karena saat ini Imran Khan tengah melakukan perjalanan tiga hari ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Donald Trump terkait kasus Kashmir.