Pasukan keamanan Sri Lanka juga mengatakan mereka mempertahankan tingkat siaga tinggi di tengah laporan intelijen bahwa gerilyawan kemungkinan akan melakukan serangan sebelum dimulainya bulan suci Ramadhan.
"Kemajuan yang luar biasa telah dibuat untuk memahami komplotan-komplotan itu, tetapi saya belum berpikir bahwa ceritanya sudah berakhir," kata Duta Besar Teplitz dalam sebuah wawancara, seperti dimuat
Reuters.
"Kami percaya bahwa ada perencanaan aktif yang sedang berjalan (untuk serangan lebih lanjut)," sambungnya.
Sejauh ini, puluhan tersangka telah ditangkap di negara pulau multi-etnis itu sejak rangkaian serangan bom 21 April lalu di hotel dan gereja yang menewaskan lebih dari 250 orang, termasuk 42 warga negara asing.
"Keamanan akan tetap ketat selama beberapa hari karena militer dan polisi masih melacak tersangka," kata seorang pejabat senior intelijen polisi.
Sumber pemerintah lainnya mengatakan kepada
Reuters bahwa sebuah dokumen telah diedarkan di antara lembaga-lembaga keamanan utama yang menginstruksikan polisi dan pasukan keamanan di seluruh negeri untuk tetap waspada karena gerilyawan diperkirakan akan melakukan serangan sebelum Ramadhan.
Ramadhan dijadwalkan akan dimulai di Sri Lanka pada 6 Mei.