Dari catatan Salam (Peace) Initiative di Yaman, kelompok Houthi dicatat sebagai pelaku kekerasan terbanyak terhadap komunitas pers. Dari 197 kasus, sebanyak 175 atau 89 persen di antaranya dilakukan oleh kelompok Houthi. Sementara pemerintah melakukan kekerasan sebanyak 11 kali dan koalisi Arab Saudi melakukan kekerasan sebanyak empat kali.
Demikian dikatakan aktivis Salam (Peace) Initiative Mohammed Almuhaimid ketika berbicara di 2019 World Journalist Conference (WJC) yang diselenggarakan Asosiasi Wartawan Korea (JAK) di Seoul, Korea Selatan, Senin (25/3).
“Wartawan Yaman menjadi objek kekerasan setiap hari. Mereka diculik, disiksa, dilarang menulis, gaji mereka juga tidak dibayarkan dan menghadapi risko lain yang lebih besar,†ujar Almuhaimid.
Situasi yang dihadapi wartawan di negeri itu semakin parah setelah ibukota Sana’ jatuh pada tanggal 21 September 2014.
Almuhaimid juga menyampaikan kekecewaannya pada kepedulian dunia internasional yang menurutnya sangat minim.
“Sayangnya, kita menemukan bahwa darah wartawan dan penderitaan mereka dirampas, tidak menggema di kalangan masyarakat setempat dan dunia internasional. Kekerasan telah berkembang ke titik ekstrem, hingga pembunuhan.
Pada akhir presentasi, Almuhaimid meminta agar kelompok Houti segera melepaskan wartawan yang masih mereka sandera, serta menghentikan persekusi yang dialami wartawan.
Salam (Peace) Initiative juga meminta agar pemerintah Yaman menekan PBB dan organisasi internasional untuk ikut membebaskan wartawan yang disandera Houthi.
“Saya menyesalkan ketidakpedulian PBB dan organisasi perlindungan HAM internasional terhadap kekerasan yang dialami komunitas wartawan,†ujar Almuhaimid lagi.
Dia juga mendorong agar asosiasi wartawan Yaman tidak ragu-ragu menyampaikan kasus ini dan memberikan perhatian kepada mereka.
BERITA TERKAIT: