Bentrokan di kawasan tersebut disebutkan sudah ketiga kali terjadi hingga Selasa (5/3) pekan lalu.
Dua kejadian sebelumnya pada bulan November dan Desember 2018 antara pekerja Vietmindo Energitama yang sejak 1997 melakukan pertambangan di Uong Bi dengan penyerang dari TVB.
Ketua Komisi I DPR, Abdul Kharis Almasyhari mengaku belum tahu informasi detail tentang pengusaha muda Indonesia yang menjadi korban luka dalam bentrokan di wilayah tambang tersebut.
Pengusaha muda tersebut datang atas undangan pemerintah Vietnam dan mewakili Vietmindo. Ia kini dirawat di Sweden Hospital, Uong Bi, sekitar dua jam dari Hanoi.
"Ini saya lagi di dapil. Tapi KBRI pasti akan melakukan pendampingan terhadap seluruh warga negara yang ada di luar negeri. Tinggal kasusnya," kata Abdul ketika dihubungi, Jumat (8/3).
"Kenapa terluka? berkelahi ya," ucapnya lebih lanjut.
Ia memaklumi KBRI terkesan lamban antisipasi hingga ada jatuh korban dari WNI. Sebab, mengingat jumlah tenaga KBRI yang terbatas tidak mungkin mengawal aktivitas seluruh WNI di Vietnam.
Untuk itulah saran dia, WNI di Vietnam agar tetap mengedepankan kehati-hatian.
"Saya tidak mengarahkan menteri luar negeri untuk
travel warning, tapi silakan Kemlu mempertimbangkan sendiri. Hanya memang pengusaha-pengusaha Indonesia yang datang ke tempat batubara seperti itu, hati-hati dan koordinasi dengan KBRI," pinta legislator Partai Keadilan Sejahtera ini.
"Apapun, resiko bisa terjadi di mana-mana," imbuhnya. [
]
BERITA TERKAIT: