Mayoritas Warga Okinawa Tolak Relokasi Pangkalan Militer AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Senin, 25 Februari 2019, 12:10 WIB
rmol news logo Mayoritas pemilih di pulau Okinawa Jepang menolak relokasi pangkalan militer Amerika Serikat ke bagian lain di pulau tersebut.
 
Hal itu terungkap dalam pemungutan suara atas referendum relokasi yang digelar kemarin (Minggu, 24/2).
 
Sekitar 72 persen warga Okinawa memilih untuk menolak rencana relokasi pangkalan udara Futenma Marinir Amerika Serikat. Sementara itu 19 persen suara mendukung.
 
Dengan tingkat partisipasi sekitar 63 persen, maka jumlah pemilih yang menolak relokasi adalah sekitar 434 ribu orang.
 
Jumlah ini cukup untuk memenuhi ambang batas yang diperlukan bagi Gubernur Okinawa Denny Tamaki untuk menghormati hasil referendum.
 
Namun referendum tersebut bersifat simbolik dan tidak mengikat. Pemerintah Jepang pun tetap pada rencana untuk melakukan relokasi. Gubernur Okinawa Tamaki memuji hasil referendum yang sangat signifikan.
 
"Saya akan sangat menuntut agar pemerintah secara jujur ​​menghadapi kemauan tegas rakyat kita, segera meninjau kebijakannya saat ini dan menghentikan pembangunan," ujarmya seperti dimuat Al Jazeera.
 
Namun Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan pada hari Senin (25/2) bahwa pemerintah menganggap serius hasilnya dan akan bekerja untuk mendapatkan pemahaman warga Okinawa.
 
Meski begitu, rencana untuk memindahkan pangkalan itu tidak dapat ditunda.
 
"Kita tidak bisa menghindari keharusan memindahkan Futenma, yang dikatakan sebagai pangkalan paling berbahaya di dunia," kata Abe, mencatat bahwa dua dekade telah berlalu sejak AS dan Jepang telah menyetujui relokasi.
 
"Kami tidak bisa menunda ini lagi," demikian Abe. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA