12 Ribu Plasma Darah Di Perusahaan Farmasi China Terkontaminasi HIV

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Kamis, 07 Februari 2019, 18:38 WIB
12 Ribu Plasma Darah Di Perusahaan Farmasi China Terkontaminasi HIV
Ilustrasi/Net
rmol news logo Lebih dari 12 ribu perawatan plasma darah yang diproduksi oleh perusahaan farmasi milik negara di China ditemukan telah terkontaminasi dengan HIV.

Hal itu diumumkan oleh Komisi Kesehatan Nasional (NHC), seperti dimuat Channel News Asia (Kamis, 7/2). NHC dalam sebuah pernyataan, mengatakan pihaknya telah menginstruksikan lembaga medis untuk menghentikan penggunaan batch imunoglobulin intravena yang diproduksi oleh Shanghai Xinxing Pharmaceutical, setelah menerima laporan bahwa batch tersebut diuji mengandung HIV positif.

Sedangkan imunoglobulin sendiri adalah antibodi yang dihasilkan dari plasma darah. Sistem kekebalan menggunakan imunoglobulin untuk memerangi patogen, dan dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit termasuk radang sendi dan berbagai bentuk kanker.

Nomor batch yang tercemar adalah 20180610Z dan terdiri dari 12.229 botol 50 ml plasma, dan memiliki tanggal kadaluarsa 8 Juni 2021.

Meski begitu, menurut kutipan dari perwakilan Pusat Pengendalian Penyakit Provinsi Jiangxi, tidak ada pasien yang dilaporkan tertular HIV.

NHC, mengutip para ahli, mengatakan risiko infeksi HIV sangat rendah bagi mereka yang telah menerima pengobatan. Namun, program pemantauan tindak lanjut telah diatur.

Shanghai Xinxing Pharmaceutical telah diinstruksikan untuk menghentikan produksi produk dan untuk memulai penarikan darurat.

Selain itu, batch tersebut harus disegel. Catatan produksi dan inspeksi terkait juga telah disegel, sambil menunggu penyelidikan di tempat oleh sekelompok ahli yang dikirim oleh Administrasi Produk Medis Nasional.

Sebuah tim dari NHC juga telah dikirim ke Shanghai untuk mengawasi dan memandu pekerjaan terkait. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA