Ini adalah langkah terbaru yang diambil oleh Beijing untuk membuat Islam lebih "kompatibel" dengan nilai-nilai sosialisme yang dianut China.
Surat kabar berbahasa Inggris utama China,
Global Times pada Sabtu (5/1) melaporkan bahwa setelah pertemuan dengan perwakilan dari delapan asosiasi Islam, pejabat pemerintah setuju untuk membimbing Islam agar kompatibel dengan sosialisme dan menerapkan langkah-langkah untuk "mendikteisasi" agama.
Namun surat kabar tersebut, seperti dimuat ulang
Al Jazeera, tidak memberikan rincian lebih lanjut soal kabar tersebut atau menyebut nama-nama asosiasi yang menyetujui keputusan itu.
China sendiri diketahui telah memulai kampanye sinifikasi, atau kebijakan akulturasi, asimilasi, atau imperialisme budaya, yang agresif dalam beberapa tahun terakhir dengan kelompok-kelompok agama di negara tersebut.
Mempraktikkan sejumlah ajaran Islam telah dilarang di beberapa bagian China. Larangan mencakup puasa, salat atau berdoa, menumbuhkan jenggot serta berjilbab. Kelompok yang paling terkena imbas adalah Muslim Uighur yang berada di Xinjiang.
Menurut PBB, lebih dari satu juta Muslim Uighur diperkirakan ditahan di kamp-kamp interniran di mana mereka dipaksa untuk berjanji setia kepada Partai Komunis yang berkuasa.
Sementara itu, pemerintah China kerap menolak tuduhan semacam itu dan menekankan bahwa langkah yang dilakukan adalah melindungi budaya.
[mel]
BERITA TERKAIT: