Meski Kerjasama Menguat, Rusia Tidak Otomatis Kembalikan Pulau Sengketa Ke Jepang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Senin, 19 November 2018, 10:14 WIB
Meski Kerjasama Menguat, Rusia Tidak Otomatis Kembalikan Pulau Sengketa Ke Jepang
Pulau Kuril/CNA
rmol news logo Rusia memastikan bahwa pembicaraan dengan Jepang yang akan dilakukan tidak secara otomatis menyelesaikan perselisihan terkait sengketa pulau Kuril.

Kuril yang merupakan sekelompok pulau yang terletak antara Rusia dan Jepang diklaim oleh kedua belah pihak. Baik Jepang maupun Rusia sama-sama enggan melepaskan kepulauan tersebut.

"Dapatkah Anda mengatakan bahwa ini berarti kembalinya secara otomatis beberapa wilayah? Tentu saja tidak," jelas juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dimuat Channel News Asia (Minggu, 18/11).

Sengketa atas rantai Kuril kembali ke akhir Perang Dunia II, ketika aneksasi kepulauan itu dilakukan oleh Uni Soviet dan dipastikan dalam perjanjian damai antara kekuatan yang menang dan diterima oleh Jepang.

Meski begitu, Jepang mengklaim bahwa beberapa pulau, yang disebut sebagai Wilayah Utara, tidak tercakup dalam perjanjian dan harus diserahkan kembali kepada Jepang.

Sengketa ini telah berdiri di jalan perjanjian perdamaian antara kedua negara yang secara resmi mengakhiri permusuhan Perang Dunia II.

Bulan September lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyarankan agar kedua negara menandatangani perjanjian damai tahun ini tanpa prasyarat. Tetapi Jepang mengatakan bahwa perselisihan teritorial harus diselesaikan terlebih dahulu.

Pekan lalu, Putin dan pemimpin Jepang Shinzo Abe setuju di Singapura untuk mempercepat pembicaraan tentang empat pulau yang disengketakan.

Deklarasi bersama tahun 1956 menyebutkan hanya dua pulauyang dianeksasi. Namun kemudian dibatalkan oleh Uni Soviet pada tahun 1960 setelah Jepang menandatangani perjanjian kerja sama dengan Amerika Serikat selama Perang Dingin. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA