Menurut Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, seperti dikutip dari
Washington Post, jalan buntu pertemuan APEC ini akibat dari perbedaan pendapat di antara sejumlah negara, terutama Amerika Serikat dan Republik Rakyat China yang sejak beberapa waktu belakangan ini terlibat dalam perang dagang terkait bea masuk barang.
Perdana Menteri PNG, Peter O’Neill, memastikan bahwa pertemuan APEC tidak menghasilkan pernyataan bersama. PNG yang menjadi pimpinan sidang hanya menerbitkan summary dari pertemuan.
“Seluruh dunia resah,†katanya seperti dikutip
New York Times.
“Anda tahu, ada dua raksasa di ruangan ini,†katanya lagi seperti dikutip CNBC.
Dalam draft komunike yang gagal disetujui itu, yang diperoleh
Associated Press, terlihat keinginan AS untuk menggunakan kata-kata yang cukup keras mengecam praktik perdagangan tidak fair yang dilakukan China.
Sementara pihak China mengecam AS yang disebutkan menerapkan proteksionisme dan praktik unitelarisme, khususnya terkait pajak yang cukup tinggi bagi barang-barang China.
Menurut
New York Times, saling serang terjadi di hari Sabtu (17/11), ketika Perdana Menteri China XI Jinping dan Wakil Presiden AS Mike Pence menyampaikan pidato resmi di pertemuan itu.
Pence mengatakan, negara-negara yang bergabung dalam Belt and Road Initiative mendapatkan masalah dari jebakan utang China.
Sementara menurut Xi, negaranya menawarkan peluang pembangunan bersama.
[dem]
BERITA TERKAIT: