Demikian disampaikan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Fathul Bari dalam diskusi "Pertemuan JK-Netanyahu, Insiden Garut
, Konspirasi Global, Adakah Korelasinya?" di Jakarta belum lama ini.
Diskusi juga menghadirkan pembicara tokoh intelektual Islam Ridwan Saidi, Direktur Sabang-Merauke Circle Syahganda Nainggolan, Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif, pemerhati intelijen Hendrajit, dan Ketua Presidium PRIMA Sya'roni.
Pertemuan rahasia Netanyahu dengan JK dibocorkan Radio Tentara Israel yang kemudian diberitakan media Israel,
The Juressalem Post, edisi 30 September 2018. Pertemuan berlangsung di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat.
Publik menyikapinya datar. Namun situasinya berbeda setelah terjadi insiden pembakaran bendera yang bertuliskan kalimat tauhid oleh oknum Banser di Garut pada 22 Oktober 2018. Umat Islam marah besar dan menggelar demo secara besar-besar. Sejumlah pihak lantas mempertanyakan insiden Garut terkait dengan pertemuan JK-Netanyahu, atau menjadi bagian dari konspirasi global.
Apalagi, Fathul Bari menekankan, berhubungan dengan Israel sama saja mendukung penjajahan terhadap Palestina. Dia lantas mengutip Pembukaan UUD 45, "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."
"Indonesia menentang penjajahan Israel terhadap Palestina," katanya mengingatkan.
Redaksi sudah menghubungi pihak Istana Wakil Presiden terkait berita ini. Tanggapan akan ditayangkan dalam berita terpisah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: