Langkah yang diambil pemerintah Iran pada hari Rabu (18/4) dipandang sebagai bagian dari upaya untuk menghindari pembatasan dalam mengakses mata uang AS di tengah ketegangan dengan Washington, serta mencegah ketidakstabilan pasar yang dihasilkan karena fluktuasi nilai rile Iran terhadap dolar.
Dalam sebuah rapat kabinet, pemerintah memutuskan bahwa semua kementerian, organisasi negara dan perusahaan harus melaporkan berdasarkan nilai tukar euro, yang Bank Sentral Iran akan ditugaskan untuk melaporkan secara teratur.
Tidak jelas kapan keputusan itu akan efektif, tetapi pemilik bisnis mengatakan mereka menunggu kebijakan baru berlaku.
"Saya berasumsi jika mereka menggunakan euro sebagai mata uang resmi, ini akan mengurangi dampak psikologis dari fluktuasi rial terhadap dolar," kata Newsha Sheikh Soleimani, pengimpor bahan baku baku untuk ubin dan industri keramik di Teheran, kepada Al Jazeera.
"Perusahaan kami sebagian besar berdagang dalam euro, tetapi masih ada beberapa faktur yang diterbitkan berdasarkan nilai tukar rial-dolar," tutupnya.
[mel]
BERITA TERKAIT: