95 Persen Lebih Penduduk Dunia Menghirup Udara Kotor

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 18 April 2018, 13:19 WIB
95 Persen Lebih Penduduk Dunia Menghirup Udara Kotor
Ilustrasi/Net
rmol news logo Lebih dari 95% populasi dunia menghirup udara yang tidak sehat. Negara-negara termiskin di dunia adalah yang paling terpukul dengan kondisi tersebut,

Menurut Laporan Negara Global Air tahunan, yang diterbitkan Selasa (17/4) oleh Health Effects Institute (HEI), paparan jangka panjang terhadap polusi udara menyumbang sekitar 6,1 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2016.

Laporan itu mengatakan paparan polusi udara menyebabkan stroke, serangan jantung, kanker paru-paru dan penyakit paru-paru kronis, menyebabkan banyak kematian prematur.

Laporan tersebut juga mengatakan bahwa polusi udara adalah penyebab kematian tertinggi keempat di antara semua risiko kesehatan secara global, datang di bawah tekanan darah tinggi, diet dan merokok.

"Polusi udara mengambil korban pribadi yang sangat besar di seluruh dunia, sehingga sulit untuk bernapas bagi mereka dengan penyakit pernapasan, mengirim yang muda dan tua ke rumah sakit, sekolah dan bekerja yang hilang, dan berkontribusi terhadap kematian dini," Bob O'Keefe, wakil presiden HEI , kata dalam sebuah pernyataan.

Tren yang kami laporkan menunjukkan kemajuan nyata di beberapa bagian dunia, tetapi tantangan serius tetap menghapuskan penderitaan yang dapat dihindari ini," tambahnya seperti dimuat CNN.

Menurut laporan itu, China dan India ditemukan bertanggung jawab bersama atas lebih dari 50% kematian global yang disebabkan polusi.

Laporan itu juga menemukan bahwa India sekarang menyaingi China untuk kematian dini akibat polusi udara luar dengan 1,1 juta yang tercatat pada tahun 2016.

Sementara laporan itu menemukan bahwa China telah membuat beberapa kemajuan dalam mengurangi polusi udara, itu menyatakan bahwa Pakistan, Bangladesh dan India telah mengalami kenaikan paling curam dalam tingkat polusi udara sejak 2010. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA