Hal itu dinyatakan oleh Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza dalam Konferensi Tingkat Menteri tentang Palestina dalam rangka Rapat XVIII Gerakan Non-Blok Mid-Term (NAM) di Baku Azerbaijan pekan ini.
Dia menekankan bahwa warga Palestina mengalami ketidakadilan berupa perampasan tanah leluhur dan blokade tidak manusiawi oleh Israel melalui pendudukan dan perampasan tak tertandingi dalam sejarah modern.
"Rakyat Palestina membutuhkan hak atas penentuan nasib sendiri," ujarnya.
"Venezuela menegaskan kembali seruannya untuk penghentian segera aksi kebijakan Israel yang berusaha untuk mematahkan kehendak rakyat Palestina, membatasi hak-hak dasar mereka dan memaksa mereka untuk hidup iklim kekerasan, apartheid, dan kesengsaraan," tegas Arreaza.
Dia pun mengkritik pemerintah Amerika Serikat yang melakukan pengurangan kontribusi yang dibuat untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina. Langkah Amerika Serikat itu mematahkan kehendak rakyat Palestina dan kepemimpinannya, serta secara negatif mempengaruhi jutaan pengungsi.
"Tindakan semacam itu merupakan bagian dari rencana yang dirancang untuk menyabot prospek negosiasi apa pun yang mengarah ke solusi damai untuk konflik berkepanjangan ini," demikian Arreaza.
[mel]
BERITA TERKAIT: