Namun, perwakilan permanen Rusia di Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) Alexander Shulgin menyayangÂkan sikap OPCW yang enggan melibatkan ahli dan perwakilan Rusia dalam mengungkap inÂsiden itu.
"Posisi kami jelas. Kami mendukung penyelidikan yang komÂprehensif, terbuka dan tidak bias. Rusia siap untuk itu, dan para ahli kami siap untuk berÂpartisipasi dalam pekerjaan semacam itu," jelas Shulgin.
Para ahli OPCW telah mengumpulkan sampel di kota Salisbury, Inggris. Skripal dan putrinya, Yulia, ditemukan daÂlam kondisi kritis pada 4 Maret akibat serangan zat beracun.
Sampel sedang dianalisis di dua laboratorium bersertifikat OPCW. Temuan akan diketahui pada akhir ini atau awal pekan depan.
"Moskow telah mendesak OPCW untuk memberikan inÂformasi tentang temuan para ahli di Salisbury, tetapi seruan itu ditolak," terang Shulgin.
"Kami telah meminta sekreÂtaris teknis OPCW jika mereka bersedia membagikan informasi tentang pekerjaan yang dilakuÂkan oleh para ahli di Inggris. Sekretaris Teknis menjawab bahwa ini hanya mungkin dengan persetujuan sebelumnya dari Inggris," imbuhnya.
Menurut Shulgin, pengacara Rusia menilai sikap OPCW dan keÂberatan telah diajukan ke OPCW.
Mandat OPCW terbatas hanya untuk menetapkan komposisi kimia dari sampel yang dikumÂpulkan. Para ahli tidak akan memberikan kesimpulan apa pun tentang insiden Skripal.
"Jika para ahli Rusia ditolak haknya untuk mengambil bagian dalam penyelidikan OPCW, Moskow akan menolak temuanÂnya, apapun hasilnya," Shulgin memperingatkan.
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri Rusia menerbitkan daftar 13 pertanyaan untuk OPCW, berfokus pada interakÂsinya dengan penyelidik Inggris dalam kasus Skripal, proses pengumpulan sampel di tempat keracunan, dan keterlibatan Prancis dalam penyelidikan.
Rusia juga telah melakukan penyelidikan terhadap insiden Skripal. "Kami ingin diizinkan untuk berpartisipasi dalam peÂnyelidikan," tegas Presiden Vladimir Putin. ***
BERITA TERKAIT: