Perolehan suara yang dikantonginya sama dengan yang dia kantongi dalam pemilu terakhir tahun 2014. Tapi jumlah pemilih kali ini hanya 41%, atau enam persen lebih rendah.
Para pejabat pemilu juga mengatakan 7% dari 24 juta suara tercecer rusak.
Banyak yang melihat hasil sebagai kesimpulan sebelumnya, dengan lawan tunggal Sisi Sisi seorang tokoh yang kurang dikenal yang sebelumnya mendukung terpilihnya kembali.
Politisi oposisi menyerukan boikot setelah beberapa calon potensial keluar atau ditangkap. Sisi bersikeras penarikan itu bukan perbuatannya.
Kendati begitu, oposisi Mesir menaruh harapan besar pada kemenangan Sisi. Dia diharapkan bisa membuat suara oposisi lebih didengar.
"Saya tidak berpikir Sisi menginginkan jenis politik nyata di Mesir," kata Hamdeen Sabahi, mantan kandidat presiden dua kali.
"Dia menempatkan politik dan politisi dikepung. Dia membenci politik. Dia membenci pendapat lain," tambahnya seperti dimuat
The Guardian.
Sabahi sebelumnya bergabung dengan koalisi tokoh-tokoh pro-demokrasi lainnya untuk menyerukan boikot terhadap pemungutan suara, tetapi mereka dengan cepat menemukan diri mereka sedang diselidiki oleh jaksa penuntut umum negara dan dituduh berusaha menggulingkan rezim.
[mel]
BERITA TERKAIT: