Langkah itu diambil atas dasar masalah keamanan nasional dan menggantinya dengan aplikasi pesannya sendiri.
Alaeddin Boroujerdi, ketua Komisi Keamanan Nasional dan Komisi Kebijakan Luar Negeri Iran, mengumumkan larangan itu selama wawancara radio, kata badan pers Iran, MNA akhir pekan kemarin.
Menurut MNA, Boroujerdi mengatakan keputusan untuk memblokir Telegram tersebut dibuat pada tingkat pemerintahan tertinggi.
Boroujerdi juga menambahkan bahwa pemerintah akan merilis aplikasi perpesanannya sendiri akhir bulan ini, dengan alasan "keamanan nasional".
Dia menambahkan bahwa aplikasi pesan buatan Iran seperti Soroush akan bisa menggantikan Telegram ketika diblokir pada akhirnya.
Telegram sangat populer di Iran, dengan sekitar 40 juta orang saat ini menggunakan aplikasi di negara itu. Demikian dimuat
Al Jazeera.
[mel]
BERITA TERKAIT: