Surat kabar tersebut adalah The Daily Monitor, yang merupakan surat kabar terbesar di negara itu. Surat kabar tersebut menyerukan korban pelecehan seksual atau kekerasan berbasis gender untuk mencuitkan kisah mereka di Twitter.
Sebagai imbalannya, satu orang "beruntung" akan memenangkan sebotol anggur mewah.
Pos tersebut sangat tidak sensitif di negara di mana kekerasan domestik dan seksual merupakan masalah yang signifikan.
Menurut sebuah laporan pemerintah yang diterbitkan tahun lalu, lebih dari satu dari lima wanita berusia 15-49 tahun mengalami kekerasan dalam rumah tangga atau seksual di Uganda.
Namun surat kabar itu mengatakan laporan terbaru menunjukkan jumlah yang jauh lebih tinggi, yakni 51% perempuan Uganda dilaporkan mengalami kekerasan fisik atau seksual dari pasangan intim dalam hidup mereka.
Kelompok hak-hak wanita Femme Forte mengecam koran itu karena menggambarkan pengalaman yang menyakitkan dalam kompetisi semacam itu.
"Orang-orang harus menceritakan kisah mereka karena mereka merasa nyaman untuk melakukannya dan bukan karena ada sebotol anggur yang harus dimenangkan," kata kelompok yang berbasis di Amerika Serikat itu.
"Kami memuji upaya Anda untuk menceritakan kisah tetapi memiliki keberatan di jalan kompetisi yang digunakan," tambahnya seperti dimuat
BBC.
[mel]
BERITA TERKAIT: