
Pemerintah Rusia mengancam pembalasan atas gelombang pengusiran massal terbesar dari para diplomatnya dalam sejarah setelah lebih dari 20 negara, termasuk Amerika Serikat, mendukung tindakan yang diprakarsai Inggris pasca kasus keracunan zat kimia eks agen ganda Rusia Sergei Skipal.
Menurut media pemerintah
Tass, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengklaim Amerika Serikat menekan dan memeras negara-negara lain untuk mengusir diplomat Rusia dalam kasus ini.
Lavrov mengatakan bahwa gelombang pengusiran yang terjadi adalah akibat tekanan kolosal dan pemerasan kolosal, yang merupakan instrumen utama Washington di kancah internasional.
"Yakinlah, kami akan merespon," kata Lavrov.
Sementara itu jurubicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pemerintah sangat menyesalkan keputusan pengusiran para diplomat tersebut dan akan menganalisis situasi sebelum mengajukan proposal untuk tindakan balas dendam kepada Presiden Vladimir Putin.
"Kami telah menyatakan dan menegaskan kembali bahwa Rusia tidak pernah memiliki hubungan dengan ini (meracuni). Kami akan dipandu oleh prinsip timbal balik seperti sebelumnya," kata Peskov seperti dimuat
CNN.
[mel]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: