Calon petahana, Presiden Abdel Fatah al-Sisi hampir pasti menjadi pemenang dalam pemilu tersebut, mengingat dia tidak memiliki pesaing yang cukup kuat dari segi dukungan, untuk mengalahkannya.
Tokoh oposisi menyerukan boikot, sementara penantang tunggal Sisi dalam pemilu kemarin adalah Moussa Mostafa Moussa, pendukung Sisi secara luas dilihat sebagai kandidat boneka.
Penantang potensial utama, mantan kepala staf militer Sami Anan yang berpengaruh, ditangkap dan menghentikan tawarannya sebagai presiden. Sedangkan pesaing serius lainnya, yakni mantan perdana menteri Ahmed Shafik, menjatuhkan kampanyenya, tampaknya di bawah tekanan.
Komisi pemilihan Mesir mengatakan pemilihan akan bebas dan adil, dan Sisi mengatakan dia akan menyukai lebih banyak kandidat yang akan mencalonkan diri.
Menjelang Senin Malam (26/3), jumlah pemilih di antara 59 juta pemilih yang memenuhi syarat tampak rendah. Pemilihan umum ditutup pada jam 9 malam waktu setempat.
Dimuat
Reuters, Sisi yang adalah seorang mantan jenderal yang pada tahun 2013 diketahui memimpin penggulingan militer presiden pertama terpilih secara demokratis Mesir, Mohamed Mursi. Dia mencoba untuk mengalahkan pemberontak Islam di Semenanjung Sinai dan menyelesaikan serangkaian mega-proyek diresmikan dengan gembar-gembor besar sejak dia berkuasa.
[mel]
BERITA TERKAIT: