Begitu hasil penelitian terbaru yang didukung PBB baru-baru ini.
Laporan tersebut dibuat oleh 550 ahli dari seluruh dunia yang tergabung dalam Platform Kebijakan Sains Antarpemerintah tentang Layanan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem (IPBES), setelah melakukan sejumlah penelitian. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa berkurangnya keanekaragaman hayati dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat.
Dalam studi yang sama ditemukan juga 42% spesies hewan dan tanaman darat di Eropa dan Asia Tengah telah menurun dalam dekade terakhir.
Temuan itu muncul setelah kematian badak putih utara jantan terakhir di bumi pekan ini.
Dalam studi tersebut ditemukan bahwa hutan di China dan bagian lain dari Asia Timur Laut telah meningkat lebih dari 20% antara tahun 1990 dan 2015.
Ia juga menemukan bahwa hewan, seperti macan tutul amur, yang pernah berada di ambang kepunahan telah tumbuh dalam populasi.
"Kita harus bertindak untuk menghentikan dan membalikkan penggunaan alam yang tidak berkelanjutan atau mempertaruhkan masa depan yang kita inginkan dan miliki," kata ilmuwan Inggris terkemuka Sir Robert Watson saat berbicara pada KTT Keanekaragaman Hayati 2018 di Kolombia jelang akhir pekan ini.
"Untungnya, bukti juga menunjukkan bahwa kita tahu bagaimana melindungi dan mengembalikan sebagian aset alam vital kita," sambungnya seperti dimuat
BBC.
[mel]
BERITA TERKAIT: