
Eropa yang lebih bernafsu mendisiplinkan perusahaan-perusahaan Lembah Silikon dari pada Amerika Serikat, menjadi pihak yang paling keras mengÂkritik Facebook. Hal itu terjadi setelah terungkapnya laku buruk perusahaan analisis data bernama Cambridge Analytica yang telah mencuri data puluhan juta pengÂguna Facebook untuk dimaanÂfatkan dalam berbagai Pemilu, termasuk menaikkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan referendum Brexit atau keluÂarnya Inggris dari Uni Eropa.
Pengungkapan Cambridge Analytica adalah "mengeriÂkan jika terkonfirmasi," kata Komisioner Kehakiman Uni Eropa Vera Jourova.
"Kami tidak menginginkan hal kini terjadi di Uni Eropa dan akan mengambil segala langkah hukum yang ada, termasuk aturan yang lebih ketat di bawah Regulasi Perlindungan Data Umum Uni Eropa yang berlaku mulai Mei nanti," sambung dia seperti dikutip
Reuters.Sedangkan juru bicara PerÂdana Menteri Inggris MinisÂter Theresa May menyebut pengungkapan itu "sungguh sangat memprihatinkan."
Lembaga regulasi internet Inggris,
Information CommisÂsioner's Office, menyatakan akan mempertimbangkan bukti baru itu sebagai bagian dari penyelidikan perdata dan pidana menyangkut apakah data pengÂguna Facebook telah disalahguÂnakan dalam Pemilu Inggris.
Kepala Parlemen Eropa berÂkata bahwa para wakil rakyat Uni Eropa akan menyelidiki dugaan penyalahgunaan data sambil menyebut dakwaan itu sebagai pelanggaran hak privasi warga negara yang tak termaafkan. ***
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: