Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi korban yang tewas adalah Mohammad Zain al-Jabari, pria berusia 24 tahun yang memiliki keterbelakangan mental.
Dia ditembak di bagian dada oleh pasukan Israel saat demonstrasi menentang keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Menurut kementerian tersebut, al-Jabari tewas karena luka peluru setelah dilarikan ke rumah sakit pemerintah Hebron.
Abu Nasser, paman al-Jabari, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa keponakannya cacat mental dan menderita gangguan bicara.
Al-Jabari bekerja di bidang konstruksi dan meninggalkan seorang anak berusia empat tahun.
Terlepas dari ketidakmampuannya, Abu Nasser mengatakan bahwa al-Jabari sering menjadi orang pertama yang tiba di tempat kejadian ketika pasukan Israel terlihat di daerah tersebut.
"Mohammad mencintai Palestina, dan dia tidak akan pernah bisa duduk dan tidak melakukan apa-apa saat tentara (Israel) memasuki kota," kata Abu Nasser seperti dimuat
Al Jazeera.
Sementara itu, seorang juru bicara tentara Israel menyebut bahwa pasukan menembaki penghasut utama dari kerusuhan di Hebron. Mereka mengklaim bahwa bom-bom dilemparkan dari sisi Palestina.
"Pria itu memegang bom bunuh diri dengan maksud untuk melemparkannya ke pasukan", kata juru bicara tersebut.
[mel]
BERITA TERKAIT: