Begitu penegasan dari Presiden Rusia Vladimir Putin pekan ini setelah bertemu Kanselir Austria Sebastian Kurz.
Putin menyebut bahwa titik panas saat ini dari krisis Suriah di Ghouta Timur di pinggiran kota Damaskus sedang digunakan oleh banyak kelompok teroris sebagai basis untuk melancarkan serangan ke ibukota dan daerah lainnya.
Putin secara khusus menekankan bahwa kedutaan Rusia di Damaskus telah berada di bawah tembakan mortir. Bangunan itu bahkan mengalami kerusakan dalam banyak kesempatan selama konflik Suriah.
Bukan hanya itu, pada tanggal 6 Februari, misi dagang Rusia di ibukota Suriah juga menjadi sasaran. Untungnya, bangunan itu kosong, tapi warga sipil terluka dalam serangan tersebut.
"Ini terkenal, setidaknya, kita tahu ini dengan baik di Rusia bahwa peluru bahkan mendarat di wilayah misi kedutaan dan perdagangan Rusia. Apakah kita akan mentolerir ini selamanya? "Presiden bertanya-tanya.
Kurz mendesak Rusia untuk mempengaruhi pemerintah Suriah dan situasi di negara tersebut untuk memfasilitasi penyelesaian konflik diplomatik.
"Situasi sulit (di Suriah), prospek penyelesaian damai bergantung pada pihak-pihak yang bertikai, pada keinginan internal mereka untuk mencapai penyelesaian ini dan mempertahankan integritas teritorial dan kesatuan negara mereka," kata Putin, menambahkan bahwa pengaruh dari negara-negara regional dan pemain internasional utama sangat penting seperti dimuat
Russia Today.
[mel]
BERITA TERKAIT: