Langkah ini jelasdapat menghancurkan prospek solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.
Bentrokan meletus di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki pada hari Jumat (23/2) pasca kabar tersebut beredar. Mereka melawan sikap Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Yerusalem.
Warga Palestina mengklaim Yerusalem Timur yang diduduki oleh Israel pada tahun 1967 dan kemudian dianeksasi, sebagai ibukota sebuah negara masa depan.
Saeb Erekat, juru runding utama Palestina dalam perundingan damai yang telah membeku sejak tahun 2014, mengatakan bahwa langkah Amerika Serikat tersebut menunjukkan tekad untuk melanggar hukum internasional, menghancurkan solusi dua negara dan memprovokasi perasaan rakyat Palestina dan juga semua orang Arab, Muslim dan Kristen di seluruh dunia.
"Trump dan timnya telah mendiskualifikasi Amerika Serikat dari menjadi bagian dari solusi antara orang Israel dan Palestina. Sebaliknya, dunia sekarang melihat bahwa mereka adalah bagian dari masalah," kata Erekat, yang juga sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina seperti dimuat
Reuters.
[mel]
BERITA TERKAIT: