Senator: Perang Melawan Narkoba Versi Presiden Tewaskan 20 Ribu Orang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Kamis, 22 Februari 2018, 12:55 WIB
Senator: Perang Melawan Narkoba Versi Presiden Tewaskan 20 Ribu Orang
Duterte/Net
rmol news logo Seorang senator oposisi di Filipina mengatakan bahwa jumlah korban tewas dalam perang terhadap narkoba yang dilancarkan oleh pemerintah kini telah melampaui 20.000 orang sejak Presiden Rodrigo Duterte mulai berkuasa pada 2016 lalu.

Dalam sebuah pidato di hadapan Senat Filipina pada hari Rabu, Senator Antonio Trillanes mengatakan bahwa laporan administrasi Duterte tersebut menunjukkan 3.967 "tokoh terkait narkoba" telah dibunuh setelah dituduh menolak penangkapan selama operasi polisi antara 1 Juli 2016 dan 27 November 2017.

Selain itu juga tercatat ada sebanyak 16.355 kasus pembunuhan lainnya mulai 1 Juli 2016 sampai 30 September 2017 yang diklasifikasikan sebagai "dalam penyelidikan".

Laporan tersebut juga menyebutkan 118.287 orang terkait narkoba telah ditangkap, dan 1.308.078 orang lainnya menyerahkan diri kepada pihak berwenang pada periode yang sama.

Semua tokoh terdaftar sebagai "accomplishments" dalam dokumen resmi berjudul "Fighting Ilegal Narkoba: #RealNumbers".

Berdasarkan laporan pemerintah, maka berarti jumlah kematian yang sebenarnya terkait dengan perang obat setidaknya 20.322.

"Oleh karena itu, semua kematian ini berhubungan dengan narkoba dan bukan untuk penyebab lain. Itu jelas," kata Trillanes seperti dimuat Al Jazeera.

"Sementara negara terus menertawakan lelucon  Duterte, lebih dari 20.000 warga negara kita terbunuh," tambahnya.

Trillanes, yang berbicara dalam bahasa Filipina dan Inggris, mengatakan bahwa hanya di Filipina, presiden memamerkan "pembunuhan" warganya.

"Mereka pada dasarnya mengakui bahwa tidak ada yang disebut pembunuhan main hakim sendiri, bahwa kematian ini sebenarnya merupakan eksekusi yang disponsori negara," katanya. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA