Iran masih diselimuti ketakutan setelah penembakan yang terjadi di Gedung Parlemen dan makam Ayatollah Khomeini Juni tahun lalu. Hal itu sangat terasa saat kami mengunjungi “rumahnya†anggota dewan yang terhormat. Penjagaan di dalam dan ruang gedung sangat ketat. Ketatnya keamanan tak terlepas dari serangan di Iran sejak bom bunuh diri meluluhlantakkan Masjid Hosseynieh Seyed al-Shohada di Shiraz 12 April 2008. Insiden ini membunuh setidaknya 14 orang dan melukai lebih dari 200 orang.
Di depan gerbang, seorang tentara garda revolusi menyambut kami, lalu mengarahkan ke pintu masuk. Kami pun harus melewati jalan berupa lorong. Sekitar 300 meter menjelang pintu masuk di setiap pojok, terdapat satu tentara bersenapan laras panjang. Pengambilan foto juga dilarang. Sebagai orang luar dan dari media, untuk masuk kami disiapkan kartu pers. Tiba di pintu masuk, perempuan dan pria dipisahkan. Setelah dari pintu itu, kami disambut petugas yang memeriksa detil badan. Sampai di ruangan, kami menunggu giliran mendapat tanda pengenal Gedung Parlemen. Kedatangan kami ke sini untuk bertemu anggota dari Kurdistan Ali Golmovadi. Dia tergabung dalam kelompok persahabatan parlemen Iran dan Indonesia.
Untuk bertemu dengan anggota parlemen, disediakan 12 loket berdasarkan provinsi asal dari para wakil rakyat tersebut. Kebetulan, siang itu tidak banyak yang mengantre di loket. Kami pun cepat bertemu dengan Golmovadi. Sebelum bertemu, kami harus melewati pintu detektor sebelum berjalan lagi melewati lorong ke gedung utama. Di pojokan tampak lagi tentara bersenapan laras panjang.
Tiba di gedung utama, anggota sedang sidang. Di kursi balkon, tampak satu pria bersenjata laras panjang tapi bajunya sipil. Proses sidang di sini sama dengan di Gedung DPR, Senayan. Ada ruangan untuk pers juga. Dilengkapi komputer yang bisa internetan. Berbatas sekat yang masih bisa saling lihat, ada areal untuk berbincang dengan anggota dewan. “Terima kasih atas kedatangan teman-teman dari Indonesia,†kata Golmovadi.
Banyak yang dibicarakan Golmovadi. Utamanya soal kondisi keterpilihan perempuan di Iran. Menurutnya, dari 290 anggota parlemen, saat ini ada 17 anggota perempuan. Di sini, tidak ada pembatasan bagi perempuan bertarung di politik, tapi kenyataannya keterwakilan perempuan hanya 6 persen.
Golmovadi mengaku, anggota parlemen Indonesia pernah datang ke gedung ini tahun lalu. Saat itu, Ketua kelompok persahabatan Iran dan Indonesia di parlemen Republik Islam Iran Mahmoud Sadeghi bertemu anggota DPR Muhammad Arief Suditomo. Mereka sepakat, sebagai dua negara penting dan berpengaruh di dunia Islam, Indonesia dan Iran bisa membantu secara signifikan bagi terwujudnya perdamaian dan stabilitas di kawasan. Sadeghi menilai terorisme sebagai plot asing untuk melemahkan kekuatan negara-negara Muslim.
Pemerintah Iran pada Januari tahun ini telah menyelenggarakan berbagai agenda internasional seperti Konferensi Uni Parlemen Negara-Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam ke-13 (PUIC) di Teheran. Dari Indonesia hadir Wakil Ketua DPR Fadli Zon, saat itu menjabat Plt Ketua DPR yang didampingi Nurhayati Ali Assegaf dan beberapa anggota DPR lain.
Bersambung
BERITA TERKAIT: