George Soros: Trump Dapat Hancurkan Seluruh Peradaban

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Jumat, 26 Januari 2018, 14:07 WIB
George Soros: Trump Dapat Hancurkan Seluruh Peradaban
George Soros/Net
rmol news logo Investor miliarder George Soros menyampaikan kritikannya pada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Dalam sebuah pidato di World Economic Forum di Davos, Swiss pada hari Kamis (25/1), Sorosmengatakan bahwa pemerintahan Trump adalah bahaya bagi dunia.

Dia menambahkan bahwa drama saat ini sednag berlangsung antara Korea Utara dan Amerika Serikat. Namun penanganan Trump atas situasi dengan Korea Utara tersebut justru membawa Amerika Serikat menunju perang nuklir.

Soros menambahkan bahwa tindakan Amerika Serikat terhadap Korea Utara menciptakan insentif yang kuat bagi Korea Utara untuk mengembangkan kapasitas nuklirnya dengan segala kemungkinan kecepatannya.

"(Perkembangan pesat semacam itu dapat) mendorong Amerika Serikat untuk menggunakan keunggulan nuklirnya secara preemptif, yang berlaku untuk memulai perang nuklir untuk mencegah perang nuklir," kata Soros.

Dia menambahkan bahwa ini adalah bagian dari strategi kontradiksi Amerika Serikat.

"Bukan hanya kelangsungan hidup masyarakat terbuka namun kelangsungan hidup seluruh peradaban kita dipertaruhkan," katanya seperti dimuat Russia Today.

"Munculnya kepemimpinan seperti Kim Jong-un di Korea Utara dan Donald Trump di Amerika Serikat sangat berkaitan dengan ini," tambahnya.

Soros bahkan memberikan nasehatnya tentang bagaimana menggagalkan perang nuklir dengan menyarankan pendekatan "stick and carrot" di mana Korea Utara mendapat penghargaan dari Amerika Serikat karena terus mengembangkan senjata nuklirnya lebih jauh dari yang dimilikinya.

Soros juga memperkirakan bahwa tugas Trump di Gedung Putih mungkin tidak berlangsung lama.

"Jelas saya menganggap administrasi Trump berbahaya bagi dunia," kata Soros.

"Tapi saya menganggapnya sebagai fenomena sementara yang akan hilang pada 2020 atau bahkan lebih cepat lagi," tutupnya. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA