Primate Labs, sebuah perusahaan yang membuat sebuah aplikasi untuk mengukur kecepatan prosesor iPhone, merilis data pekan ini yang tampaknya menunjukkan kinerja yang lebih lambat pada model iPhone 6s dan iPhone 7.
Menanggapi hal tersebut, pihak Apple pada Rabu (20.12) mengakui bahwa perusahaan tersebut mengurangi tuntutan daya pada beberapa perangkat telepon yang dapat memiliki efek memperlambat prosesor ketika sebuah baterai mengalami kesulitan memasok arus puncak yang dibutuhkan prosesor.
Masalahnya berasal dari kenyataan bahwa semua baterai lithium-ion, tidak hanya yang ditemukan di produk Apple, terdegradasi dan memiliki masalah dalam memasok semburan besar saat mereka menua dan menumpuk siklus pengisian baterai.
Masalah dengan arus puncak saat ini juga bisa terjadi saat baterai dingin atau rendah.
"Tahun lalu kami merilis sebuah fitur untuk iPhone 6, iPhone 6s dan iPhone SE untuk memperlancar puncak seketika hanya jika diperlukan agar perangkat tidak dapat dimatikan secara tidak terduga selama kondisi ini," kata Apple dalam sebuah pernyataan.
"Kami sekarang telah memperluas fitur itu ke iPhone 7 dengan iOS 11.2, dan berencana menambahkan dukungan untuk produk lain di masa depan," tambahnya
Saat prosesor iPhone membuat tangkapan arus besar dari baterai yang lesu, baterai bisa memberikan arus pada lonjakan yang berpotensi merusak elektronik ponsel. Akibatnya, iPhone tiba-tiba ditutup untuk melindungi prosesor mahal agar tidak rusak akibat duri daya.
Masalah shutdown yang tiba-tiba menyebar luas di kalangan iPhone pada akhir 2016, memaksa Apple mengeluarkan perbaikan perangkat lunak yang memiliki hasil bersih dari memperlambat ponsel dengan baterai tua yang dingin atau bermuatan rendah, kata perusahaan itu.
Masalahnya bisa diatasi dengan mengganti baterai ponsel. Apple mengenakan biaya 79 dolar AS untuk mengganti baterai yang tidak tercakup dalam garansi telepon. Demikian seperti dimuat
The Guardian.
[mel]
BERITA TERKAIT: