Dimuat
Russia Today, insiden tersebut terjadi saat prosesi tersebut berjalan di sebuah desa di provinsi Marib, sekitar 170 km dari ibu kota Sanaa.
Menurut tradisi pedesaan Yaman, seorang mempelai wanita dan teman wanita dan kerabatnya berbaris menuju upacara pernikahan dimana pengantin pria menunggu.
Koalisi yang dipimpin Saudi diketahui telah melakukan kampanye militer melawan pemberontak Syiah Houthi di Yaman sejak Maret 2015. Langkah ini adalah upaya untuk menyingkirkan presiden Yaman yang digulingkan Abdrabbuh Mansur Hadi untuk kembali berkuasa. Sejak dimulainya kampanye, koalisi tersebut telah dituduh membunuh sejumlah warga sipil namun Saudi menolak klaim tersebut.
Menurut perkiraan PBB, korban dalam pertempuran tersebut melebihi 10.000 orang tewas dan 40.000 lainnya cedera, sebagian besar di antaranya adalah korban sipil.
Pernikahan, hotel, sekolah dan bangunan tempat tinggal telah berulang kali menjadi sasaran serangan udara.
Sebelumnya, Human Rights Watch menuduh Riyadh membuat Yaman masuk ke dalam bencana kemanusiaan. Menurut perkiraan kelompok hak asasi manusia tersebut, sekitar 2 juta anak kekurangan gizi akut, sementara hampir 16 juta orang tidak memiliki akses terhadap air bersih.
Juga pada bulan Desember, Parlemen Eropa mengadopsi sebuah resolusi yang menyerukan embargo Uni Eropa untuk penjualan senjata ke Arab Saudi atas dugaan kejahatan perang yang telah dilakukannya di Yaman. Resolusi tersebut juga mengkritik anggota yang menjual senjata ke kerajaan Teluk.
[mel]
BERITA TERKAIT: