Anggota Uni Eropa Belum Satu Suara Soal Kuota Migran

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Jumat, 15 Desember 2017, 14:40 WIB
Anggota Uni Eropa Belum Satu Suara Soal Kuota Migran
Ilustrasi/Net
rmol news logo Para pemimpin Uni Eropa terbagi dalam skema kuota untuk penampungan para migran. Terdapat perbedaan pandangan saat para mereka memulai pertemuan puncak di Brussels pekan ini.

Ketua puncak Donald Tusk menyebut bahwa kuota Uni Eropa yang wajib dipatuhi tidak efektif. Dia berbicara tentang perpecahan antara timur dan barat mengenai kebijakan suaka.

"Perpecahan ini diperparah oleh emosi yang membuat sulit untuk menemukan bahasa yang sama," katanya seperti dimuat BBC.

Kepala migrasi Komisi, Dimitris Avramopoulos, menyebut posisi Tusk tidak dapat diterima dan anti-Eropa.

Dalam kesempatan yang sama, Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak solidaritas untuk membantu Italia dan Yunani, dua negara yang terbebani dengan klaim suaka.

Merkel mengatakan bahwa sistem suaka saat ini tidak berjalan, dan itulah sebabnya dibutuhka solidaritas internal yang nyata.

Sementara itu Polandia dan tiga tetangga di Eropa Tengah yakni Hungaria dan Republik Ceko menolak kebijakan suaka Uni Eropa. Komisi Eropa menggugat negara-negara tersebut karena menolak menerima pencari suaka di bawah sistem kuota Uni Eropa.

Slowakia adalah anggota keempat Grup Visegrad, yang secara kolektif menentang kuota.

Komisi Eropa sebelumnya diketahui merancang sebuah skema wajib untuk memindahkan 160.000 pengungsi Suriah dan Eritrea dari Italia dan Yunani ke negara-negara Uni Eropa lainnya. Tapi sejauh ini baru sekitar 32.000 pengungsi telah dipindahkan. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA