Begitu pernyataan keras Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres (Jumat, 8/12). Ia menyebutnya sebagai serangan terburuk terhadap pasukan penjaga perdamaian dalam sejarah baru-baru ini.
Dalam insiden yang terjadi di Kivu Utara, sebuah provinsi timur yang berbatasan dengan Rwanda dan Uganda itu, setidaknya 14 penjaga perdamaian tewas dan 53 lainnya luka-luka. Pejabat misi yakin kelompok pemberontak Pasukan Demokratik Sekutu melakukan serangan tersebut.
Guterres menjelaskan bahwa dalam insiden itu, sedikitnya lima anggota angkatan bersenjata Kongo juga dibunuh.
"Serangan terhadap mereka yang bekerja dalam pelayanan perdamaian dan stabilitas di Republik Demokratik Kongo sangat pengecut dan merupakan pelanggaran serius," kata Maman Sidikou, perwakilan khusus sekretaris jenderal di negara tersebut seperti dimuat
CNN.
Misi PBB akan mengambil semua tindakan untuk memastikan bahwa pelaku bertanggung jawab dan dibawa ke pengadilan.
[mel]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: