Pengadilan juga menetapkan bahwa perhitungan akan tunduk pada tuntutan Organisasi Negara-negara Amerika (OAS).
Langkah ini diambil setelah hampir dua minggu sejak pemilihan presiden Honduras 26 November lalu. Pemilu tersebut tidak memunculkan nama pemenang karena diliputi oleh tuduhan kecurangan.
Hasil resmi menunjukkan presiden konservatif Honduras Juan Orlando Hernandez unggul 1,6 poin lebih tinggi daripada pemimpin oposisi Salvador Nasralla. Namun demikian, hasil pemenang suara belum ditetapkan oleh komisi pemilihan. Hal itu dikarenakan adanya tuduhan kecurangan.
Pekan ini, setelah bertemu dengan diplomat tinggi Amerika Serikat di Honduras dan perwakilan negara OAS, kepala pengadilan David Matamoros mengatakan akan ada penghitungan kembali kotak suara yang tiba setelah jeda 36 jam.
"Ini adalah proses yang ingin kami lakukan di depan mata dunia, dan kami ingin mengundang masyarakat sipil," kata Matamoros pada sebuah konferensi pers di ibukota Tegucigalpa seperti dimuat
Reuters.
[mel]
BERITA TERKAIT: