Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Honduras Bangun Penjara Raksasa Berkapasitas 20.000 Orang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Minggu, 16 Juni 2024, 13:21 WIB
Honduras Bangun Penjara Raksasa Berkapasitas 20.000 Orang
Presiden Honduras, Xiomara Castro/Net
rmol news logo Ketegasan pemerintah Honduras dalam menindak para pelaku kekerasan geng dibuktikan dengan proyek pembangunan megaprison atau penjara raksasa berkapasitas 20.000 orang.

Presiden Honduras, Xiomara Castro mengatakan pembangunan itu merupakan bagian dari serangkaian tindakan darurat untuk mengentaskan kejahatan geng narkotika dan memperbarui sistem penjara yang bermasalah.

"Megaprison berkapasitas 20.000 orang dibangun sebagai bagian dari tindakan keras pemerintah terhadap kekerasan geng dan upaya untuk merombak sistem penjara yang telah lama bermasalah," ujarnya dalam pidato di televisi, seperti dimuat VOA pada Minggu (16/6).

Meski bukan penjara terbesar di dunia, tetapi ambisi Honduras untuk membangun megaprison terinspirasi dari keberhasilan Presiden El Salvador Nayib Bukele yang telah membangun penjara raksasa berkapasitas 40.000 orang.

Kepala staf militer Honduras, Mayor Jenderal Roosevelt Hernández mengatakan pihaknya berkomitmen untuk segera membangun dan mengirim gangster berbahaya ke penjara berkapasitas 20.000 orang di dekat provinsi pedesaan Olancho, di timur negara itu.

Laporan komite nasional menentang penyiksaan Honduras (CONAPREV) menyebut aktivitas penangkapan gangster oleh polisi terus meningkat hingga 19.500 narapidana. Mereka tinggal berdesak-desakan dan tidak layak di penjara yang memiliki kapasitas 13.000 orang.

Pemerintah bergegas membangun fasilitas penjara baru. Tahun lalu, Presiden Castro mengumumkan rencana pembangunan penjara terpencil berkapasitas 200 orang di Belahan Barat kepulauan Islas del Cisne.

Dewan pertahanan Honduras juga menuntut Kongres mengubah hukum pidana agar pihak berwenang dapat menahan tersangka pemimpin geng tanpa mengajukan tuntutan dan melakukan persidangan massal, seperti yang dilakukan terhadap tersangka teroris.

Seperti tindakan keras anti-geng yang dilakukan Bukele yang membatasi kebebasan sipil di El Salvador, taktik Castro juga menuai kritik dari kelompok hak asasi manusia yang menuduh pemerintahnya menerapkan kebijakan yang terlalu keras terhadap pelaku kejahatan.

Namun keberhasilan Bukele dalam memberantas geng-geng yang pernah meneror sebagian besar El Salvador telah membuatnya dikagumi di seluruh wilayah, termasuk di Honduras, di mana masyarakat yang lelah ingin melihat hasilnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA