Pada saat itu ada sekitar 200 beruang kutub yang berkeliaran di sekitaran Arktik Rusia. Beruang-beruang itu berkumpul untuk memakan bangkai paus bowhead yang hanyut di darat, kemudian beristirahat di sekitar sumber makanan.
"Itu adalah situasi yang benar-benar unik," kata Alexander Gruzdev, direktur cagar alam Pulau Wrangel di mana pertemuan tersebut terjadi pada bulan September.
Bagi sejumlah turis, hal itu merupakan pemandangan yang menarik dan langka. Namun bagi para ilmuan, hal itu justru memicu kekhawatiran.
Pasalnya, dikhawatirkan efek perubahan iklim membuat beruang kutub angkat kaki dari rumahnya yang mulai mencair untuk mencari makan dan tempat berlindung yang baru. Keberadaan beruang kutub yang datang ke pantai dan pulau, jika trennya semakin berlanjut, dikhawatirkan akan memicu persaingan lebih ketat pada makanan. Penduduk setempat juga berisiko terkena dampak dari hewan lapar yang berkeliaran ke desa-desa.
Wrangel Island, di lepas pantai Chukotka Rusia di timur laut, adalah tempat beruang kutub beristirahat setelah es mencair pada awal Agustus hingga November lalu, saat mereka bisa meninggalkan darat untuk mencari anjing laut.
Gruzdev juga menyebuty bahwa wilayah tersebut dianggap sebagai pusat persalinan untuk spesies ini, dengan kerapatan kepadatan bersalin tertinggi di seluruh Arktik.
"Paus adalah hadiah nyata bagi mereka," katanya.
Eric Regehr, dari University of Washington yang merupakan ilmuwan Amerika terkemuka dalam studi kolaboratif Amerika-Rusia tentang Kepulauan Wrangel beruang kutub, studi telah menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu, beruang kutub sekarang menghabiskan rata-rata sebulan lebih lama di Wrangel Island karena es mencair lebih awal dan masa bebas es lebih lama.
Mengubah kondisi es juga bisa bertanggung jawab atas meningkatnya jumlah beruang yang berkelompok disana.
Musim gugur ini, jumlah beruang yang diamati adalah 589, jauh melebihi perkiraan sebelumnya yakni berkisar antara 200-300.
Uni Internasional untuk Konservasi Alam memperkirakan ada sekitar 26.000 beruang kutub di Arktik, dengan potensi pengurangan besar jangka panjang karena hilangnya es. Demikian seperti dimuat
Channel News Asia.
[mel]
BERITA TERKAIT: