Situs
The New York Times, memberi judul pada salah satu artikelnya: "Once Dominant, the United States Finds Itself Isolated at G-20". Media terkemuka ini berpendapat, baru tahun ini AS merasa terisolasi dalam forum G20.
Selama bertahun-tahun, AS adalah kekuatan dominan dalam penetapan agenda tahunan pertemuan para pemimpin ekonomi terbesar dunia itu. Namun pada hari Jumat (7/7) ketika KTT dibuka, AS menemukan dirinya terisolasi.
"Ketika Presiden Trump bertemu dengan 19 pemimpin lainnya dalam konferensi Kelompok 20, dia menemukan bahwa Amerika Serikat terisolasi dalam segala hal, mulai dari perdagangan hingga perubahan iklim," tulis
The New York Times.
Kanselir Jerman, Angela Merkel, selaku tuan rumah juga menyindir AS ketika membuka pertemuan itu. Ia mengakui ada perbedaan antara AS dan 19 negara lainnya.
"Kompromi hanya bisa ditemukan jika kita mengakomodasi pandangan masing-masing. Kita juga bisa mengatakan, kita berbeda," kata Merkel.
Merkel juga menegaskan bahwa sebagian besar negara mendukung Kesepakatan Paris 2015 mengenai perubahan iklim, sementara Trump telah meninggalkannya.
"Ini akan sangat menarik untuk melihat bagaimana kita merumuskan komunike besok (hari ini) dan memperjelas bahwa, tentu saja, ada beberapa pendapat berbeda di bidang ini karena Amerika Serikat dengan menyesal ingin menarik diri dari perjanjian tersebut," singgungnya.
Di sisi lain, Trump digambarkan seolah menikmati keterasingannya.
Baginya, momen paling penting dalam arena G20 adalah pertemuan perdananya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Trump juga dianggap memberikan rasa hormat kepada Putin.
Jika para pemimpin Amerika sebelumnya melihat kekuatan mereka sebagai kekuatan baik hati yang bermaksud menyebarkan kemakmuran melalui pasar terbuka dan kerja sama multilateral, Trump dinilai telah menggambarkan dirinya sebagai seorang nasionalis, seorang unilateralis dan proteksionis, yang ingin menyelamatkan AS.
[ald]
BERITA TERKAIT: