Militer AS Akui Pernah Gunakan Senjata Uranium Di Suriah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 15 Februari 2017, 20:55 WIB
Militer AS Akui Pernah Gunakan Senjata Uranium Di Suriah
Ilustrasi/Press TV
rmol news logo Militer Amerika Serikat mengakui pernah menggunakan amunisi uranium (DU) di Suriah. Padahal itu adalah senjata kontroversial yang menyebabkan masalah kesehatan yang serius di kalangan penduduk.

Militer menembakkan ribuan putaran mengandung mutagenik senjata uranium selama serangan terhadap posisi yang diklaim ISIS di Suriah pada akhir 2015.

Menurut para ahli senjata, penggunaan uranium adalah kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan tindakan genosida, karena paparan penduduk sipil untuk uranium menyebabkan kerusakan genetik, cacat lahir, kanker, kerusakan sistem kekebalan tubuh, dan masalah kesehatan serius lainnya.

"Saya dapat mengkonfirmasikan penggunaan uranium," kata juru bicara US Central Command (CENTCOM) Mayor. Josh Jacques.

"Kombinasi Lapis Baja Piercing pembakar (DU) putaran dicampur dengan putaran pembakar Explosive Tinggi digunakan untuk memastikan probabilitas yang lebih tinggi dari kehancuran truk armada ISIS yang digunakan untuk mengangkut minyak terlarang," sambungnya.

Jacques mengatakan kepada majalah Airwars dan Kebijakan Luar Negeri bahwa total 5265 armor-piercing putaran 30mm yang mengandung uranium digunakan pada 16 November dan 22 November, 2015, menghancurkan sekitar 250 kendaraan.

Pada tanggal 16 November, setidaknya 1.490 kerang dari total 1.790 putaran terkandung uranium digunakan dan pada tanggal 22 November, sekitar 3.775 kerang dari 4.530 memiliki substansi. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA