Setidaknya ada lima insiden yang menyebabkan pihak Korean Air terpaksa menggunakan senjata itu.
Dengan demikian, Korean Air diyakini menjadi satu-satunya operator besar yang secara rutin memiliki senjata di atas penerbangan.
Dikabarkan
BBC, Maskapai ini diketahui gencar melakukan pelatihan bagi para stafnya untuk menggunakan senjata demi menangani insiden atau gangguan di dalam penerbangan setelah adanya kritik.
Kritik itu datang dari penyanyi Amerika Serikar Richard Marx dan istrinya.
Keduanya kebetulan berada di dalam penerbangan dan membantu melumpuhkan penumpang nakal yang mengganggu.
Kemudian Marx dan istrinya menggunakan media sosial untuk menjelaskan bahwa kru pesawat tidak memiliki kempuan yang mumpuni dalam memegang senjata untuk menghadapi situasi darurat.
"Mereka tidak tahu bagaimana menggunakan Taser dan tidak tahu bagaimana mengamankan tali," tulis pasangan tersebut.
Taser sendiri adalah nama merk pistol setrum listrik.
Setelah insiden yang melibatkan Marx, pihak maskapai mengatakan telah semakin gencar menggunakan senjata yang lebih mudah untuk menghadapi penumpang nakal.
Pihak maskapai memastikan bahwa protokol saat ini terbatas hanya jika menghadapi situasi yang mengancam atau ketika keselamatan pesawat terancam.
Korean Air sendiri pertama kali memperkenalkan senjata bius listrik dalam penerbangan pada tahun 2002.
Sekarang, pesawat membawa setidaknya satu set senjata pada setiap pesawat dan dua set di jet A380 jumbo.
[mel]
BERITA TERKAIT: